Banner IDwebhost
Banner IDwebhost

Dinas PUPR: Spesifikasi dan Standar Pengecoran Jalan Raya

REALITANEWS.OR.ID, SEMARANG II 20 Mei 2024 – Dalam upaya meningkatkan infrastruktur jalan di Jawa Tengah, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengawasi penerapan standar pengecoran jalan raya. Berikut adalah rincian spesifikasi yang harus dipenuhi dalam proses pengecoran jalan, termasuk ukuran besi yang digunakan, serta waktu tunggu agar jalan bisa dilewati kendaraan roda empat.

Persiapan dan Pengecoran Jalan Raya
A. Persiapan Lahan
Sebelum proses pengecoran dimulai, area yang akan dibangun harus dibersihkan dari vegetasi, puing, dan material yang tidak diperlukan. Selanjutnya, tanah dasar harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang diinginkan untuk memastikan stabilitas dasar jalan.

B. Material Beton
Kualitas beton yang digunakan harus memiliki mutu minimal K-300, yang berarti memiliki kekuatan tekan 300 kg/cm² atau setara dengan fc’=25 MPa. Beton ini terdiri dari campuran semen Portland, pasir, kerikil, dan air sesuai standar SNI.

C. Tulangan Besi
Dalam pengecoran jalan, besi tulangan utama yang digunakan adalah besi ulir dengan diameter minimal 12 mm. Besi ini disusun dengan jarak antar tulangan (spasi) 150-200 mm tergantung pada desain yang disetujui. Penempatan tulangan atas dan bawah harus sesuai dengan desain struktural untuk memastikan kekuatan dan daya tahan jalan.

D. Formwork dan Bekisting
Formwork atau bekisting yang digunakan harus terbuat dari bahan yang kuat dan tidak berubah bentuk selama pengecoran. Formwork dipasang dengan presisi untuk mendapatkan bentuk dan ukuran jalan sesuai desain.

BACA JUGA :   Operasi Ketupat 2023 Resmi Digelar, Kapolri: Berikan Pelayanan Terbaik ke Pemudik

Proses Pengecoran
A. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk menggunakan mesin molen atau batching plant untuk memastikan campuran yang homogen. Proses pengadukan dilakukan hingga semua material tercampur sempurna.

B. Penuangan Beton
Beton dituangkan secara bertahap dan merata pada area yang telah dipersiapkan. Penggunaan vibrator beton sangat penting untuk menghindari adanya rongga udara di dalam beton yang bisa melemahkan struktur.

C. Perataan dan Penyelesaian
Setelah beton dituangkan, permukaan diratakan menggunakan alat perata dan finishing sesuai spesifikasi, seperti broom finish atau trowel finish, untuk memberikan tekstur yang diinginkan.

Penyembuhan Beton (Curing)
A. Metode Penyembuhan
Proses curing sangat penting untuk menjaga kelembaban beton. Permukaan beton ditutup dengan karung goni yang selalu dibasahi atau menggunakan curing compound. Penyembuhan dilakukan minimal selama 7 hari untuk mencegah retak dan memastikan beton mencapai kekuatan optimal.

Waktu Tunggu Agar Jalan Bisa Dilewati
Menurut aturan Dinas PUPR, jalan yang baru dicor harus menunggu minimal 28 hari sebelum bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Waktu tunggu ini diperlukan agar beton mencapai kekuatan yang cukup. Pengujian kekuatan beton melalui uji kubus atau silinder dilakukan untuk memastikan beton telah mencapai kekuatan desain.

BACA JUGA :   Marak Pemberitaan Tuntutan Anak di bawah Umur, Kapuspenkum Kejagung Angkat Suara

Perawatan Setelah Pengecoran
Setelah pengecoran selesai, dilakukan inspeksi visual untuk memastikan tidak ada keretakan atau cacat pada beton. Jika ditemukan kerusakan kecil, perbaikan segera dilakukan sebelum jalan dibuka untuk lalu lintas.

Kesimpulan
Pengecoran jalan raya memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang teliti untuk memastikan kualitas dan ketahanan jalan. Mengikuti standar yang ditetapkan oleh Dinas PUPR sangat penting agar hasil akhir sesuai dengan harapan. Dengan spesifikasi yang ketat dan waktu tunggu yang tepat, diharapkan infrastruktur jalan di Jawa Tengah semakin baik dan mampu mendukung aktivitas masyarakat dengan lebih optimal.

Sumber-sumber ini mencakup dokumen resmi, standar nasional, serta panduan teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Berikut adalah daftar sumber yang digunakan:

  1. Standar Nasional Indonesia (SNI)

– SNI 2847:2019 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
– SNI 1974:2011 tentang Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton

  1. Panduan Teknis dari Kementerian PUPR

– Dokumen teknis dan panduan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tentang konstruksi jalan raya.
– Spesifikasi Umum untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (2018).

  1. Peraturan Dinas Pekerjaan Umum di Jawa Tengah

– Dokumen-dokumen terkait yang diterbitkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Jawa Tengah.

  1. Buku dan Publikasi Akademik
BACA JUGA :   Kapolri di Rakornas Forkopimda : Beri Pendampingan Penggunaan Anggaran ke Pemda Hingga Kawal Inflasi

– Buku teks teknik sipil yang membahas desain dan konstruksi jalan beton.
– Publikasi jurnal teknik yang relevan dengan teknologi beton dan konstruksi jalan.

  1. Situs Web Resmi Pemerintah dan Institusi Terkait

– Situs resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (https://www.pu.go.id)
– Situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (https://jatengprov.go.id)

Cara Mengakses Sumber:

  1. SNI dan Panduan Teknis PUPR:

– Dokumen SNI dapat diakses melalui website Badan Standardisasi Nasional (https://www.bsn.go.id).
– Panduan teknis dari Kementerian PUPR dapat diunduh dari website resmi Kementerian PUPR.

  1. Peraturan Dinas PUPR Jawa Tengah:

– Peraturan dan panduan teknis spesifik untuk Jawa Tengah dapat ditemukan di situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau langsung menghubungi Dinas PUPR Provinsi Jawa Tengah.

  1. Situs Web Resmi dan Media Berita:

– Informasi terkini mengenai proyek infrastruktur dan standar pengecoran jalan dapat diakses melalui situs web resmi dan media berita terpercaya.

Dengan menggunakan sumber-sumber ini, artikel mengenai spesifikasi pengecoran jalan raya di Jawa Tengah dapat disusun dengan data yang akurat dan relevan.

( Red )

BERITA TERBARU YANG DISARANKAN !

Tinggalkan Balasan

criptRootC1396463">